BAB 1
TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN
1.1 Tujuan Percobaan
- Untuk memisahkan campuran.
1.2 Prinsip Percobaan
1.
Berdasarkan
partisi atau distribusi komponen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
KROMATOGRAFI
Kromatografi adalah proses
melewatkan sampel melalui suatu kolom, perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap
zat - zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan
apa yang disebut kromatogram (Khopkar, 2008).
Dalam kromatografi, komponen -
komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer
massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul - molekul
campuran serap pada permukaan partikel - partikel atau terserap. Pada
kromatografi kertas naik, kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari
sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan solven merangkak ke atas kertas
oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang dengan erat dalam
sebuah baki solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh daya
kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai
bergerak hampir sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti.
Dalam suatu hal yang berhasil, solut - solut dari campuran semula akan
berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk
membentuk sederet noda - noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu
saja noda - nodanya dapat terlihat. Distribusi dapat terjadi antara fase cair
yang terserap secara stasioner dan zat alir bergerak yang kontak secara karib dengan
fase cair itu. Dalam kromatografi partisi cairan, fase cair yang bergerak
mengalir melewati fase cair stasioner yang diserapkan pada suatu pendukung,
sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis adsorbennya disalutkan pada lempeng
kaca atau lembaran plastik (Anonim, 2010).
Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Consden, Gordon
dan Martin (1994), yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam.
Kertas merupakan selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air atau
pelarut polar lainnya. Bila air diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk
lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan
sebagai penyangga dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap di antara
struktur pori kertas. Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari
pelarut organik dan air, akan mengalir membawa noda cuplikan yang didepositkan
pada kertas dengan kecepatan yang berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan
partisi masing-masing komponen di antara fase diam dan fase bergeraknya. Kromatografi
kertas digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuntitatif. Senyawa -
senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar, misalnya asam amino,
gula - gula, dan pigmen - pigmen alam (Yazid, 2005).
Dalam teknik kromatografi kertas,
proses pengeluaran asam mineral dari kertas disebut desalting. Larutan
ditempatkan pada kertas dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2-3 cm dari
salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas
dikeringkan, diletakkan di ruang yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan
pelarut yang sesuai. Penjenuhan dapat dilakukan 24 jam sebelum analisis.
Descending adalah salah satu teknik di mana cairan dibiarkan bergerak menuruni
kertas akibat gravitasi. Pada teknik ascending, pelarut bergerak ke atas dengan
gaya kapiler. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending.
Sedangkan yang ketiga dikenal sebagai cara radial atau kromatografi kertas
sirkuler. Kondisi - kondisi berikut harus diperhatikan untuk memperoleh nilai
Rf yang reprodusibel. Temperatur harus dikendalikan dalam variasi tidak boleh
lebih dari 0,5oC. Kertas harus didiamkan dahulu paling tidak 24 jam
dengan atmosfer pelarutnya, agar mencapai kesetimbangan sebelum pengaliran
pelarutnya pada kertas. Dilakukan beberapa pengerjaan yang parallel, Rfnya
tidak boleh berbeda lebih dari 0,02 (Khopkar, 2008).
Prinsip
kromatografi kertas adalah adsorbsi dan kepolaran, di mana adsorbsi didasarkan
pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fase diam.
dan kepolaran komponen berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa oleh
pelarut jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi
pada fase diam dan fase gerak (Yazid, 2005).
Suatu atomiser umumnya digunakan
sebagai reagent penyemprot bila batas permukaan pelarut dan zat terlarut dalam
kertas ingin dibuat dapat dilihat. Atomiser yang halus lebih disukai. Gas - gas
juga dapat digunakan sebagai penanda bercak, untuk karbohidrat notasi Rg
digunakan untuk menggantikan Rf. Setelah penandaan bercak batas permukaan,
selanjutnya dapat dilakukan analisis kalorimetri atau spektroskopi reflektansi
bila sampel berupa logam. Materi yang terdapat di dalam kertas dapat ditentukan
secara langsung dengan pelarutan. Kromatografi kertas selain untuk pemisahan
dan analisis kuantitatif, juga sangat bermanfaat untuk identifikasi. Hal ini
dapat dilakukan misalkan dengan membuat grafik antara Rm α terhadap jumlah
kation dalam suatu deret homolog (Khopkar, 2008).
Susunan
serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk
mengalirnya fase gerak. Berbagai macam kertas yang secara komersial tersedia
adalah whatman 1, 2, 31 dan 3 MM, kertas asam asetil, kertas kieselgurh, kertas
silikon dan kertas penukar ion juga digunakan. Tersedia juga kertas selulosa
murni, kertas selulosa yang dimodifikasi dan kertas serat kaca. Zat - zat
hidrofobik dapat dipisahkan pada kedua jenis kertas terakhir ini. Kertas asam
asetil atau kertas silikon dapat digunakan untuk zat - zat hidrofobik,
sedangkan untuk reagent yang korosif, kertas serat kaca dapat digunakan. Untuk
memilih kertas, yang menjadi pertimbangan adalah tingkat dan kesempurnaan
pemisahan, difusivitas pembentukan spot, efek tailing dan pembentukan komet
serta laju pergerakan pelarut terutama untuk teknik descending (Khopkar, 2008).
2.2 MACAM MACAM KROMATOGRAFI
Kromatografi Kertas
Kromatografi
kertas yaitu suatu pemisahan dimana fase diam berupa zat cair. salah satu zat
padat dapat digunakan untuk menyokong fase diam yaitu bubuk selulosa. Kemudian
dilakukan pemisahan asam-asam amino dan peptida –peptida yang merupakan
hasil hidrolisa protein wool dengan suatu cara dimana kolom yang berisi bubuk
diganti dengan lembaran kertas dan kemudian diletakkan dalam bejana tertutup
yang berisi uap jenuh larutan. Ini adalah merupakan jenis dari sistem partisi
di mana fase diam adalah air, disokong oleh molekul-molekul selulosa dari
kertas, dan fase bergerak biasanya merupakan campuran dari satu atau lebih pelarut-pelarut
organik dan air.(Sastrohamidjojo,H,1985)
Kromatografi Gas
Kromatografi gas
merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan dan deteksi senyawa-senyawa yang
mudah menguap dalam suatu campuran. Pemisahan pada kromatgrafi gas didasarkan
pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin
terjadi antara solut dengan fase diam. Fase gerak yang berupa gas akan
mengelusi solut dari ujung kolom lalu menghantarkanya ke detektor. Penggunaan
suhu meningkat bertujuan untuk menjamin bahwa solut akan menguap dan karenanya
akan cepat terelusi.
Ada 2 jenis kromatografi
gas:
1. Kromatografi gas-cair
(KGC)
2. Kromatografi gas
padat
Kromatografi gas
dapat bersifat destruktif dan dapat bersifat non-destruktif tergantung pada
detektor yang digunakan.( Ibnu, 2007)
Kromatografi Kolom
Kromatografi
kolom merupakan metode terbaik untuk pemisahan campuran dalam jumlah besar
(lebih dari 1g), dimana fase geraknya berupa zat cair dan fase diamnya berupa
zat padat.
Ada empat
perubahan utama yang dilakukan pada cara kolom klasik. Pertama, dipakai
penyerap yang lebih halus dengan kisaran ukuran mesh lebih sempit agar tercipta
kesetimbangan yang lebih baik didalam sistem. Kedua, sistem tekanan, biasanya
pompa mekanis, dipakai untuk mendorong pelarut melalui penyerap yang halus. Ini
perlu karena ukuran partikel kecil, tetapi pompa itu juga menyebabkan
kromatografi lebih cepat, jadi memperkecil difusi. Ketiga, detektor telah
dikembangkan sehingga diperoleh analisis senyawa yang berkesinambungan ketika
senyawa itu keluar dari kolom.(Roy,1991)
Kromatografi Lapis tipis
Kromatografi
lapis tipis merupakan suatu proses pemisahan dimana fase geraknya adalah berupa
zat cair sedangkan fase diamnya berupa zat padat.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat- alat
- Labu ukur 100 ml 1 buah
- Gelas ukur/ pipet volum
- Kaca arloji
- Kertas saring
- Penggaris
- Pipa kapiler
3.2 Bahan
- Metil alkohol 10 ml
- Etanol 95% 10 ml
- Amoniak 2M 10 ml
- Curcumin
3.3
Cara kerja
- Siapkan 3 macam pelarut yaitu 10 ml amil alcohol, 10 ml ethanol 95% dan 10 ml amoniak 2M, tuangkan ke dalam beaker glass 300 ml dan tutup dengan kaca arloji. Biarkan selama lima menit adgar atmosfir dalam beaker glass menjadi jenuh oleh uap pelarut untuk meningkatkan daya pelarut.
- Siapkan kertas saring yang telah di potong berbentuk persegi panjang dengan ukuran 3 cm X 10 cm kemudian buatlah garis dengan pensil dari ujung atas dan ujung bawah masing masing 2 cm.
- Totolkan sampel pada bagian tengah garis ujung bawah yang telah di buat dengan menggunakan pipa kapiler, biarkan noda mengering kemudian totolkan sampel sekali lagi.
- Masukan kertas saring tersebut kedalam beaker glassdan pastikan meniskus pelarut berada di bawah garis noda. Beaker glass di tutup dan biarkan pelarut bergerak ke atas sepanjang kertas saring dan jangan biarkan pelarut mencapai ujung kertas.
- Jika pelarut hendak mendekati ujung atas kertas saring maka segera keluarkan kertas dari beaker glassndan beri tanda posisi pelarut dengan pensil kemudian biarkan kertas saring mengering.
- Hitung Rf dari masing masing komponen.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pecobaan
Diketahui
:
·
Jarak tempuh komponen dari tempat
penetesan = 5,7 cm
·
Jarak tempuh pelarut dari tempat
penetesan = 6 cm
Ditanyakan : Rf (factor retardasi) ?
Jawab :
Rf = jarak tempuh komponen dari tempat penetesan / jarak tempuh pelarut dari tempat penetesan
= 5,7 / 6 = 0,95 cm
4.2 Pembahasan
Kromatografi kertas merupakan analisis kromatografi dengan
kertas sebagai penyerap selektif dapat sebagai sobekan kertas yang bergantung
dalam larutan contoh atau sebagai lingkaran yang pada pusatnya ditempatkan
larutan yang akan dianalisis
Pada tahap penotolan, kertas
saring yang digunakan adalah kertas saring whatman karena mempunyai pori - pori
yang besar sehingga noda dapat merembes dengan cepat dan teratur. Garis awal
pada kertas dengan menggunakan pensil karena pensil terbuat dari grafit yang
tidak larut dalam eluen sedangkan jika tinta pulpen maka tinta pulpen akan
larut yang dapat mengganggu penampakan noda. Penotolan sampel curcumin diusahakan
tidak terlalu banyak karena akan mempengaruhi besar spot. Spot yang terlalu
besar tidak baik untuk penampakan noda karena nodanya dapat melebar kesamping
atau ke bawah.
Pada tahap
pengembangan, kertas yang berisi totolan dimasukkan ke dalam larutan
pengembang. Totolan cuplikan diusahakan tidak terendam dalam eluen karena akan
melarut dalam pelarut dan menjadi rusak sehingga tidak dapat diidentifikasi
lagi. Kertas tidak boleh menyentuh dinding wadah karena dapat mempengaruhi
perambatan noda.
Selanjutnya
wadah ditutup dengan tujuan untuk menjenuhkan udara di dalamnya menggunakan uap
pelarut karena dengan penjenuhan tersebut dapat menghentikan penguapan pelarut.
Komponen cuplikan akan terbawa oleh rembesan cuplikan dan kertas dikeluarkan
dari wadah setelah pelarut hampir
mencapai puncak lembaran kertas.
Setelah di
totolkan curcumin, kertas menjadi berwarna orange dan kuning. Untuk komponen
campuran, noda yang terbentuk ada 2 yaitu
kuning dan orange.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Kromatografi kertas merupakan jenis kromatografi cair-cair, di mana fase
diamnya adalah lapisan tipis air yang terserap oleh kertas.
2.
Kromatografi kertas terbagi dalam 3 tahap yaitu tahap penotolan, pengembangan
dan identifikasi.
4.
Identifikasi sampel curcumin yang dilakukan dengan melihat warna noda pada
kertas, di mana warna dari curcumin yaitu orange dan kuning.
DAFTAR PUSTAKA
Ø http://autumninday.com. Diakses pada 28 april
2016.
Ø Roy, G.J, Bobbit
M. James, dan Schwarting, E. Arthur,. 1991. Pengantar Kromatografi.
ITB. Bandung.
Ø http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-metode-kromatografi-definisi.html Diakses pada 28 april 2016.
Ø Rahmania inti,
2007, modul praktikum kimia analitik,
bandung, universitas alghifari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar