Senin, 26 Desember 2016

laporan praktikum asam basa

BAB 1
TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN

1.1  Tujuan Percobaan
  1. Untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa dari suatu sampel.

1.2    Prinsip Percobaan
  1. Berdasarkan reaksi asam basa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Titrasi
Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet volumetri.
Larutan yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu erlemeyer, sementara larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke dalam buret. Sebelum memulai titrasi, larutan yang akan dititrasi ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang digunakan disesuaikan dengan titrasi yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat.
Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna indikator.
Kondisi pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya kecil.
Dalam titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi meskipun larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis titrasinya. Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada pH 7. Titik ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9. Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada pH asam.

2.2 Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.

2.3 Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian   membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
       Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.
       Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes. Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam basa yaitu indikator fenolftalein.

2.4  Jenis – jenis Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :
1. Asam kuat - Basa kuat
2. Asam kuat - Basa lemah
3. Asam lemah - Basa kuat
4. Asam kuat - Garam dari asam lemah
5. Basa kuat - Garam dari basa lemah

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Cara kerja
3.1.1 Pembuatan Larutan Standar Primer 100 ml Asam Oksalat.
     Timbang dengan teliti 0,63 gram asam oksalat kemudian masukan kedalam labu ukur 100 ml lalu larutkan dengan aquadest secukupnya kocok sampai homogen, lalu tambahkan aquadest sampai tanda batas 100 ml.
3.1.2 Pembuatan Larutan Standar Sekunder 100 ml NaOH 0,1 N.
     Timbang dengan teliti 0,4 gram NaOH di atas kaca arloji kemudian masukan kedalam labu ukur 100 ml. Selanjutnya larutkan dengan aquadest secukupnya sampai homogen lalu tambahkan lagi aquadest sampai tanda batas 100 ml.
3.1.3   Standarisasi larutan NaOH dengan Asam Oksalat.
  1. Masukan larutan NaOH kedalam buret dan atur posisi buret untuk siap di operasikan.
  2. Pipet 10 tetes larutan asam oksalat kedalam erlenmeyer kemudian tambahkan 3 tetes indikator PP lalu titrasi dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna yang konstan. Hitung normalitas NaOH sebenarnya dengan rumus pengeneran.
3.1.4 Penentuan Konsentrasi Sampel.
Pipet 1 ml sampel asam asetat kedalam erlenmeyer kemudian tambahkan 3 tetes indikator PP lalu titrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna yang konstan. Hitung normalitas asam asetat dengan rumus pengenceran.

3.2      Alat- alat
1.      Buret
2.      Labu ukur 100 ml 2 buah
3.      Erlenmeyer 2 buah
4.      Gelas ukur
5.      Kaca arloji

3.3      Bahan
1.      Asam oksalat padat
2.      NaOH padat
3.      Asam asetat
4.      Indikator PP

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1    Hasil Pecobaan
Hasil percobaan asam oksalat dengan NaOH
Asam oksalat
Vol. Awal
Vol. Akhir
Vol. Terpakai
10 ml
0 ml
7,5 ml
7,5 ml
10 ml
7,5 ml
14,8 ml
7,3 ml
10 ml
6,5 ml
21,6 ml
6,8 ml
Rata - rata


7,2 ml

Perhitungan asam oksalat
N1 . V1 = V2 . V2
N1 . 10 ml = 0,1 N . 7,2 ml
N1 . 10 ml = 0,72 g
N1 = 0,72 g / 10 ml = 0,072 g/ml

Hasil percobaan asam asetat
Asam asetat
Vol. Awal
Vol. Akhir
Vol. Terpakai
1 ml
0 ml
15,8 ml
15,8 ml
1 ml
15,8 ml
25,1 ml
9,3 ml
1 ml
25,1 ml
34,2 ml
9,1 ml
Rata - rata


11,4 ml

Perhitungan asam asetat
N1 . V1 = V2 . V2
N1 . 1 ml = 0,1 N . 11,4 ml
N1 . 1 ml = 1,14 g
N1 = 1,14 g / 1 ml = 1,14 g/ml

4.2    Pembahasan
Pada percobaan ini saya mempuyai hasil titrasi dari asam oksalat dan NaOH, juga titrasi dari asam asetat dan NaoH. Keduanya memakai indikator PP akan tetapi ukuran sampel yang di pakai berbeda. Kalau asam oksalat 10 ml tapi kalau asam asetat 1 ml. Asam oksalat dari 10 ml memiliki volume NaOH sebanyak 7,2 ml. Sedangkan dari 1 ml asam asetat memliki volume NaOH 11,4 ml.
Dari hasil percobaan tersebut dapat di ketahui berapa gram rata-rata asam oksalat dan asam asetat yang terpakai dalam titrasi. Dalam titrasi asam oksalat, rata-rata sampel yang terpakai sebanyak 0,072 gram. Sedangkan asam asetat, rata-rata sampel yang terpakai sebanyak 1,14 gram.
Titrasi sampel asam oksalat. Asam oksalat ditambahkan 3 tetes indikator PP. Maka terjadi perubahan warna menjadi warna merah muda. Dan  ketika  titrasi sampel asam asetat ditambah 3 tetes PP. Terjadi perubahan warna menjadi warna merah muda.
Ketika titrasi asam oksalat dengan NaOH, pada saat titrasi pertama volume NaOH yang terpakai sebanyak 7,5 ml. pada saat titrasi kedua volume NaOH yang terpakai sebanyak 7,3 ml. Dan pada saat titrasi ketiga volume NaOH yang terpakai sebanyak 6,8 ml. Memiliki rata rata volume NaOH yang terpakai sebanyak 7,2 ml.
Ketika titrasi asam asetat dengan NaOH, pada saat titrasi pertama volume NaOH yang terpakai sebanyak 15,8 ml. pada saat titrasi kedua volume NaOH yang terpakai sebanyak 9,3 ml. Dan pada saat titrasi ketiga volume NaOH yang terpakai sebanyak 9,1 ml. Memiliki rata rata volume NaOH yang terpakai sebanyak 11,4 ml.

BAB V
KESIMPULAN

Titrasi adalah prosedur untuk menentukan kadar (konsentrasi) suatu larutan berdasarkan reaksi asam basa dengan larutan yang sudah diketahui kadarnya.
   Titik ekuivalen adalah titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa (habis bereaksi) atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan yang disertai perubahan warna indikator.
                                  
Pada saat Titrasi sampel asam oksalat ditambahkan 3 tetes indikator PP. Maka terjadi perubahan warna menjadi warna merah muda. Dan  ketika  titrasi sampel asam asetat ditambah 3 tetes PP. Terjadi perubahan warna menjadi warna merah muda.
Dari masing masing tiga kali percobaan setiap sampel, untuk asam oksalat Memiliki rata rata volume NaOH yang terpakai sebanyak 7,2 ml. Dan untuk asam asetat Memiliki rata rata volume NaOH yang terpakai sebanyak 11,4 ml.

DAFTAR PUSTAKA
                          
Ø  http://akhitochan.wordpress.com/201 1 /02 /13 /titrasi-asam-basa/. di unggah pada tanggal 4 maret 2016.
Ø  Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo. di unggah pada tanggal 4 maret 2016.
Ø  Sudarmo, Unggul. 2007. Kimia XI. Surakarta: PHiBETA. di unggah pada tanggal 4 maret 2016.
Ø  Rahmania, inti s,si apt. 2007. Modul praktikum kimia analitik. Bandung. Universitas al-ghifari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar